Penyebab Utama Anak-anak Takut ke Dokter gigi

Dunia anak adalah dunia yang menyenangkan dan penuh dengan permainan. Betapa menyenangkan apabila si buah hati tumbuh dengan sehat dan penuh keceriaan. Dalam perjalanan masa tumbuh kembang si buah hati tersebut bisa juga mengalami masalah dengan giginya. Sehingga sebagian besar orang tua meresponnya dengan membawa buah hatinya ke dokter gigi.
Ada banyak alasan orang terutama anak-anak malas pergi ke dokter gigi. Alasan pertama takut, trauma. Terbayang tusukan jarum suntik, alat pengetuk gigi, hingga ngilunya bor ketika menyentuh ke bagian gigi. Sentuhan itu sangat terasa, karena gigi dan gusi merupakan bagian tubuh yang sensitif terhadap sentuhan. Contoh kecil saja, setelah makan yang asam-asam gigi terasa ngilu.
Kebanyakan anak-anak merasa cemas dan takut ke dokter gigi. Mengapa anak tersebut berperilaku demikian? Seringkali justru karena dari orang tua sendiri misalnya mengatakan ‘klo kamu nakal nanti dibawa ke dokter gigi biar dicabut giginya’ dan sering orag tua juga memperlihatkan kecemasan berlebihan di depan anak, mungkin pernah merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan tentang dokter gigi di masa lalunya. Perilaku orang tua seperti ini membuat anak yang tadinya tidak takut menjadi cemas. Orang tua juga terkadang memberi reaksi berlebihan terhadap ekspresi anak saat sedang diperiksa gigi, dimana reaksi tersebut malah membuat anak bertambah takut.

Berikut, empat cara agar si kecil tidak takut pergi ke dokter gigi :
1. Pendekatan "behaviour modelling" pada anak cukup berhasil, dimana anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Anda dapat menunjukkan kepada anak bahwa perawatan gigi tidak menakutkan dan dokter gigi bukanlah suatu yang harus ditakuti, dengan demikian diharapkan anak Anda dapat mencontoh dan akhirnya mau untuk diperiksa oleh dokter gigi.

2.Pendekatan "role play" Ajak si buah hati berkomunikasi dan bermain peran. Si buah hati bisa diajak bermain dokter-dokteran , di mana ia berperan menjadi dokter. Di saat si buah hati memerankan dokter tersebut, yang dianggap sosok menakutkan, ajaklah komunikasi dan yakinkan bahwa si buah hati yang menjadi ‘dokter’ bukan tokoh yang menakutkan.

3. Rajin ke dokter gigi dan kunjungan pertama anak tidak boleh saat ia sedang sakit gigi. Hal ini dapat menyebabkan trauma pada si kecil sehingga ia tidak ingin datang lagi ke dokter gigi.

4. Merawat kesehatan gigi yang baik bagi seorang anak adalah dengan membiasakannya berkunjung ke dokter gigi secara rutin sejak awal. Hal ini bisa membantu si kecil menghilangkan kebiasaan buruk mereka, seperti memakan makanan manis dan jarang menggosok gigi.

Blogger Tricks